Mengembangkan "Soft Skill" Melalui Kegiatan Alam Bebas
[Tanggal Kegiatan : 12/10/2020] |
Indonesia merupakan negara tropis yang diliputi oleh hutan hujan lebat serta dilintasi dua jalur pegunungan muda, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Dari hal tersebut tidak dapat dipungkiri Indonesia menjadi negara yang memiliki destinasi perjalanan alam bebas yang banyak dan layak untuk dieksplorasi.
Dalam pelaksanaan kegiatan alam bebas diperlukan Manajemen. Manajemen dalam kegiatan alam bebas juga sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan alam bebas seperti menghadapi segala kesulitan yang akan dihadapi dalam melakukan perjalanan alam bebas, dimulai dari membawa beban berat hingga cuaca yang tidak menentu. Tentu dengan hal-hal tersebut tidak lagi dapat dikatakan perjalanan alam bebas hanya membuang waktu dan tenaga saja, namun banyak soft skill yang dapat dilatih serta dikembangkan diantaranya yaitu:
1. Manajemen
Manajemen sangat berguna dalam kehidupan ke depannya baik dalam dunia kerja maupun dalam dunia pendidikan. Manajemen memiliki fungsi planning (perencanaan) di mana pada kegiatan alam bebas dilakukan sebelum perjalanan dilakukan. Di dalam manajemen terdapat planning yang bermanfaat agar terhindar dari kesalahan yang mungkin terjadi, kemudian ada organizing, hal ini dilakukan untuk membagi tugas kepada setiap anggota dalam suatu kegiatan alam bebas. Selanjutnya adalah pengarahan, yaitu menggerakkan tugas dari setiap divisi agar jelas tugasnya dan efektif pekerjaannya, terakhir adalah pengawasan, yang berfungsi mengevaluasi keberhasilan terhadap penyimpangan serta memberi alternative solusi untuk mengatasi masalah yang terjadi.
2. Pantang Menyerah
Dalam pencapaian target atau tujuan terdapat banyak hal yang perlu dilakukan sehingga membutuhkan kerja sama tim dan dibutuhkan komitmen serta jiwa pantang menyerah untuk mencapai target tersebut. Dalam pelaksanaan perjalanan alam bebas tidak dapat tiba-tiba berhenti di tengah jalan bahkan tidak dapat berhenti saat mencapai target, harus melakukan perjalanan pulang karena akan membahayakan keselamatan bagi peserta perjalanan alam bebas. Jiwa pantang menyerah memainkan peranan penting di saat kita sedang melewati tantangan-tantangan sulit di alam bebas karena keganasan alam bebas bisa menimpa siapapun, tidak pandang bulu. Terakhir, dalam melakukan perjalanan alam bebas tidak boleh melupakan etika kegiatan alam bebas yakni take nothing but picture, kill nothing but time, leave nothing but footprints. Dengan melakukan hal tersebut, maka risiko rusaknya alam bebas akan berkurang.
Sumber: news.detik.com