Mengenal Carrier, Si Pembawa Penyakit yang Tak Jatuh Sakit
[Tanggal Kegiatan : 01/04/2020] |
Penyebaran infeksi virus corona (Covid-19) semakin meluas. Salah satu penyebab virus sulit dikendalikan adalah silent carrier corona. Diprediksi ada banyak orang yang menjadi carrier corona dan menyebarkannya ke orang lain.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban menjelaskan istilah carrier pertama kali muncul pada 1880 saat seorang tukang masak di Amerika Serikat tampak sehat tapi menderita tifoid. "Ada perempuan bernama Mary Mallon dia membawa kuman tifoid tapi tidak sakit dan bisa menularkan," kata Zubairi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (24/3).
Sejak saat itu, para ahli mulai menemukan sejumlah penyakit yang dapat menginfeksi seseorang tanpa menimbulkan gejala atau tampak normal. Termasuk, yang terbaru pada virus corona.Carrier corona adalah orang yang memiliki atau terinfeksi virus corona tapi tidak bergejala alias asimtompatis, terlihat seperti orang sehat, tidak merasa sakit atau memiliki gejala yang sangat ringan, namun bisa menyebabkan orang lain tertular penyakit.
Sedangkan silent carrier corona adalah pembawa virus corona dan tidak mengetahui dirinya membawa virus tersebut.Seorang carrier corona dapat menyebarkan virus kepada beberapa orang. Data menunjukkan satu orang umumnya menyebarkan pada 2-3 orang. Namun pada sejumlah kasus, seseorang dapat menjadi penyebar super atau super spreader yakni menyebarkan ke 11 hingga 37 orang.Jumlah carrier corona hingga saat ini masih belum dapat dipastikan.
"Ribuan orang atau mungkin puluhan ribu orang tidak ada gejala sama sekali dan bisa menularkan ke orang lain. Diperkirakan di China ada 43 ribu silent carrier yang tidak masuk dalam data statistik corona," tutur Zubairi.Sementara itu, dokter spesialis paru Rumah Sakit Persahabatan Erlang Samoedro mengatakan carrier corona dapat mencapai 10 persen.
"Sampai
saat ini belum ada angkanya, tapi diperkirakan 10 persen. Siapa saja bisa
menjadi carrier terutama yang pernah kontak erat dengan pasien positif
Covid-19," kata Erlang.Erlang menjelaskan setiap orang bisa menjadi
carrier mulai dari anak-anak, dewasa, hingga orang tua. Namun, diperkirakan
lebih banyak pada orang dewasa atau kaum milenial karena memiliki imunitas yang
lebih kuat.
Pada orang tua dan memiliki penyakit penyerta gejala lebih mudah
muncul dan lebih parah.
Dokter
spesialis anak Aman Bhakti Pulungan menjelaskan imunitas pada tubuh seseorang
mempengaruhi kemunculan gejala."Tergantung pada antibodi, daya tahan tubuh
dan proses imunologi di dalam tubuh yang berbeda pada tiap orang,"
kata Aman.Seorang carrier corona diperkirakan dapat membawa virus corona hingga
14 hari. Imun tubuh yang kuat dapat melawan dan menetralisir virus sehingga sembuh
dengan sendirinya.
Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200324133443-255-486436/mengenal-carrier-si-pembawa-penyakit-yang-tak-jatuh-sakit