Kenali Gejala dan Pencegahan DBD
[Tanggal Kegiatan : 14/03/2020] |
Belum genap hitungan tiga
bulan, Kementerian Kesehatan mencatat ada 16.099 kasus demam berdarah dengue
(DBD) sepanjang Januari
hingga awal Maret 2020. Belasan ribu kasus itu mengakibatkan 100 jiwa kematian untuk
skala nasional. Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di 11 provinsi selama
Januari 2020. Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi dengan kejadian
terbanyak. Sampai saat ini, NTT menjadi provinsi terbanyak (kejadian DBD) yaitu
552 kasus. Di antaranya Kabupaten Sikka, NTT, ujar Direktur Jenderal (Dirjen)
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono saat temu
media, di Kemenkes, Jakarta, Kamis (30/1/20).
Pihaknya
menilai keanehan ketika Sikka juga terjadi kasus DBD. Padahal, dia menjelaskan
Sikka merupakan daerah kurang air dan cukup kering yang pada akhirnya mengalami
DBD. Karena itu Anung meminta staf dan anak buahnya mengecek apa yang terjadi
di wilayah itu.
Selain
NTT, ia menyebutkan kasusDBDterkonsentrasi
terjadi di wilayah Jawa termasuk Jawa Timur (Jatim). Meski kasus DBD lebih dari
1.000, ia menyebutkan kasusnya menurun dibandingkan periode yang sama tahun
lalu. Ia mengaku sebenarnya Kemenkes sudah berupaya mengantisipasi sebelumnya
dengan telah mengirimkan surat edaran bahaya DBD. "Isinya mengingatkan DBD
biasanya dimulai Desember dan puncaknya pada Januari-Februari.Surat edaran itu
kami kirimkan sejak Oktober 2019 lalu," ujarnya.
Sebelumnya
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, jumlah kasus kesakitan akibat DBD
secara nasional sebanyak 1.358 kasus mulai awal Januari 2020 hingga 27 Januari
2020. "Kemudian angka kematiannya 12 jiwa," katanya saat ditemui di
acara Wuhan corona virus PB Papdi, di Jakarta, Rabu (29/1). Data Kemenkes pada
2019 menunjukkan ada 137.761 kasus DBD dengan 917 orang meninggal. Angka ini
meningkat dua kali lipat dibanding 2018 sebanyak 65.602 kasus. Sementara
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan
terdapat 100 hingga 400 juta orang terinfeksi DBD setiap tahunnya. Seorang yang
tergigit dan terinfeksi Aedes aegypti akan merasakan satu atau lebih gejala
demam berdarah. Beberapa di antaranya demam selama 3 hingga 7 hari, sakit
kepala yang parah, kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, nyeri otot dan
sendi, diare, ruam pada kulit dan pendarahan mukosa yakni bisa pada hidung atau
gusi.
Sebelum merasakan gejala di atas, ada baiknya
memikirkan antisipasi. Pencegahan dan kontrol demam berdarah bergantung pada
langkah pengendalian yang efektif dan kebersihan lingkungan. Selain itu Anda
juga perlu memikirkan cara untuk membasmi sarang perkembangbiakan nyamuk.
Berikut yang bisa Anda lakukan sebagai antisipasi dirangkum dari berbagai sumber:
1. Pastikan kebersihan kamar dan rumah
Pencegahan sebaiknya dimulai dari diri sendiri, tempat tinggal, lantas
lingkungan sekitar. Hindari menumpuk barang-barang tak perlu. Sebab kondisi
tersebut akan berpotensi memungkinkan nyamuk Aedes aegypti bersarang atau
berkembang.
Hindari pula menggantung terlalu banyak pakaian bekas pakai karena nyamuk
menyukai aroma keringat manusia.
2. Batasi Perkembangbiakan nyamuk
Jangan biarkan ada air tergenang di sekitar Anda. Gemburkan tanah pada pot untuk
mencegah tergenangnya air. Kubur barang-barang yang dapat menampung air seperti
plastik, ban bekas, drum, batok kelapa, pot, kaleng atau botol bekas yang sudah
tak terpakai. Tutup seluruh wadah atau apapun yang bisa mengakibatkan genangan
air seperti ember buangan AC, penadah hujan. Untuk bak mandi, kuras setidaknya
seminggu sekali untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk di dalam rumah.
3. Siapkan lotion antinyamuk
Usapkan lotion antinyamuk pada kulit dan bagian tubuh untuk mencegah gigitan
nyamuk. Waktu rawan nyamuk menyerang sekitar pukul 16.00 - 19.00.
Namun ingat, tak perlu mengoleskan lotion antinyamuk pada kulit yang luka,
dekat mata atau mulut. Dan setelah itu jangan lupa mencuci tangan.
4. Lindungi tubuh dari gigitan nyamuk
Kenakan celana panjang dan baju lengan panjang untuk menutupi kulit Anda. Bila
perlu, pasang kelambu atau kasa nyamuk di tempat tidur, terutama untuk bayi.
5. Semprotan pembunuh serangga
Untuk berjaga, semprotkan obat pembunuh serangga di sudut-sudut gelap dalam
rumah seperti di kolong tempat tidur, sofa, maupun di balik tirai.
6. Jangan biarkan tumbuhan padat
Pangkas pohon yang terlalu rimbun, buang seluruh daun yang berguguran dan
sampah yang menumpuk, serta bersihkan kotoran yang menyumbat di talang atap.
Agar lebih yakin, Anda juga bisa menaburkan insektisida pembunuh serangga di
selokan dan talang atap. Saat musim hujan atau banjir, segera bersihkan rumah
setelah air surut. Langkah ini perlu guna menghindari kondisi lembap, tumbuhnya
jamur, dan bersarangnya nyamuk.
Sumber :
- https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200311092132-255-482363/100-meninggal-dalam-3-bulan-kenali-gejala-dan-pencegahan-dbd
- https://republika.co.id/berita/q4xbnp384/1358-kasus-dbd-terjadi-di-11-provinsi-selama-januari-2020