Bekal Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Dengan Penguasaan Bahasa Inggris Berbasis Revolusi Mental
[Tanggal Kegiatan : 14/12/2019] |
Revolusi Industri 4.0 yang pertama kali dikenalkan di Jerman tahun 2011 telah membawa banyak perubahan yang sekaligus menjadi momentum penerapan ekonomi digital. Di era Industy 4.0, selain kerja keras, angkatan kerja juga diharapkan melek teknologi dan fasih berbahasa Inggris mengingat bahasa ini telah ditetapkan sebagai bahasa internasional, bahasa bisnis dan bahasa teknologi. Praktisi Human Resource yang kini bekerja di salah satu fintech company di Indonesia, Krisna Parapat, mengatakan, meski tidak berdampak langsung ke pendapatan, kemampuan berbahasa Inggris yang baik dapat memudahkan para angkatan kerja untuk meniti karir lebih gemilang di era Industry 4.0. Lewat kemampuan ini mereka juga bisa meraih lebih banyak peluang karir di perusahaan multinasional dan startup.
Bahasa Inggris saat ini digunakan oleh miliaran orang di seluruh dunia. Selain itu, juga kini makin banyak multinational company menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi utama dalam menjalankan bisnis demi membangun komunikasi yang kuat antar tim di berbagai negara. Jika kemampuan berbahasa Inggris tidak memadai, milenial akan sulit bersaing di peta persaingan kerja, Indonesia Chief Representative Officer for nexgen English online. Co, Artnandia Priaji mencontohkan Hiroshi Mikitani, CEO Rakuten, perusahaan online market place terbesar di Jepang, Rakuten. “Dalam satu malam Hiroshi Mikitani menerapakan bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari dan memaksa para karyawannya untuk belajar bahasa Inggris. kesempatan untuk mengembangkan karir selalu terbuka. Tapi memang harus ada upaya lebih untuk menembusnya, salah satunya dengan cakap berbahasa Inggris.
Berdasarkan penjelasan diatas, Universitas Putera Batam bekerjasama dengan Empire Inc Holding Singapura melalui Memorandym of Agreement (MoA) dengan Prodi Sastra Inggris Nomor 031/MoU/UPB/X/2019. Mahasiswa Universitas Putera Batam perlu untuk mengikuti seminar nasional ini sebagai wadah sumber ilmu bagi mahasiswa dalam pembekalan menghadapi revolusi industri 4.0 yang berbasis revolusi mental. Adapun tujuan dari diselenggarakannya seminar ini adalah memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang revolusi industry, revolusi mental dan penguasaan bahasa Inggris.
Ada 100 orang mahasiswa yang mengikuti seminar ini dari berbagai program studi yang ada di Universitas Putera Batam, karena pembahasan yang disampaikan oleh 3 narasumber ini yaitu Pembicara pertama Mr, Benson Mah dari Singapore, Pembicara kedua Dr. Ir. Hakiman Thamrin, MM, CFRM dari Universitas Mercu Buana Jakarta dan pembicara ketiga Dr. Suhardi, S.E., M.M. dari Universitas Putera Batam sangatlah penting untuk di pahami dan dipraktekkan oleh semua mahasiswa maka event ini dibuka untuk semua prodi.