Membanggakan! Villiana Putri Utami, Mahasiswa UPB Wakili Indonesia pada AWMUN 2019 di Bali
[Tanggal Kegiatan : 13/11/2019] |
Villiana Putri Utami, salah satu mahasiswa di Universitas Putera Batam (UPB) prodi Ilmu Komunikasi terpilih menjadi delegasi Indonesia dalam kegiatan Asian World Model United Nations (AWMUN) yang dilaksanakan di pulau dewata, Bali pada 13 hingga 16 November lalu. Dari total sebanyak 21 divisi yang ada pada kegiatan tersebut, Villi sapaan akrabnya terpilih menjadi anggota divisi UNHRC yang membahas permasalahan Hak Asasi Manusia (HAM).
AWMUN merupakan sebuah simulasi konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diadakan rutin oleh International Global Network (IGN) yang dihadiri oleh para generasi muda, dan setiap tahun dilaksanakan di negara yang berbeda-beda. Tahun ini merupakan kali ketiga penyelenggaraannya setelah sebelumnya pernah digelar di Korea Selatan dan Thailand.
Dalam simulasi konferensi internasional itu, setiap delegasi diberikan kesempatan berpidato selama satu setengah menit untuk memaparkan topik permasalahan yang mereka angkat. Pada kesempatan itu, Villi wanita kelahiran Cianjur ini mengangkat topik pidato berjudul "Enhancing the Significance of a Regional Human Rights Mechanism with International Standards”.
"Struktur antar pemerintah regional menyediakan cara untuk mengatasi masalah Hak Asasi Manusia di dalam komunitas. Alih-alih badan internasional yang menangani masalah HAM pada mereka, anggota masyarakat yang terikat oleh sejarah umum, budaya dan ikatan lainnya dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut dengan cara mereka sendiri. Yaitu dengan cara yang efektif, efisien, dan tepat menggunakan standar HAM internasional," ujar Villi ketika menjelaskan latar belakang pidatonya.
Adanya suatu dukungan yang luas, lanjutnya, merupakan suatu hal penting untuk tetap menjaga HAM mendasar sesuai dengan kondisi khas suatu wilayah. Dan anggota masyarakat merupakan elemen penting dalam menjaga dan menegakkan HAM baik Nasional maupun Internasional.
Villi menambahkan, melalui topik pidatonya tersebut dirinya berharap HAM di seluruh dunia dapat terpenuhi dengan cara yang khas dari setiap peraturan negara dengan tetap mengikuti standar HAM yang telah ditetapkan secara internasional.
Diketahui, sebanyak tiga ribu peserta dari lima puluh negara berbeda hadir dalam simulasi konferensi internasional tersebut. Tidak hanya membahas permalasahan HAM saja, dalam konferensi itu juga mengangkat berbagai permasalahan tingkat global dari berbagai bidang, antara lain bidang perdamaian internasional dan keamanan, ekonomi, kemajuan sosial, serta berbagai permasalahan lainnya yang pada akhirnya akan menghasilkan solusi dari permasalahan tersebut untuk kemudian akan direkomendasikan di konferensi PBB yang sebenarnya.