Seminar Nasional Kajian Media dalam Komunikasi Politik
[Tanggal Kegiatan : 26/01/2019] |
BATAM – [26/01/19] Pemahaman tantang literasi media dan
pendidikan politik bagi para milenial menjadi perhatian khusus bagi Program
Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Putera Batam (UPB).
Melihat besarnya jumlah generasi milenial di Indonesia saat
ini terutama yang masuk dalam kategori pemilih pemula dalam kontestasi politik.
Prodi Ilmu Komunikasi UPB memberikan perhatian dalam bentuk seminar nasional
yang bertajuk Literasi Media dalam Politik: Perilaku Pemilih Pemula di Era Digital.
Guru besar Sosiologi Komunikasi Universitas Ciputra
Surabaya, Prof.Dr.H.M.Burhan Bungin, M.Si, mengungkapkan bahwa, perilaku
pemilih pemula tercermin dalam perilaku aktivitasnya di internet atau sosial
media.
Meski generasi milenial ini memiliki tingkat kebahagiaan
paling tinggi diantara generasi yang lain, namun menurut pemaparan Burhan,
ternyata milenial juga memiliki sisi negatif.
"Secara umum generasi milenial ini memiliki tingkat
kegalauan atau keraguan yang tinggi. Termasuk dalam pilihan politik,"
jelas Burhan saat menyampaikan materi seminar tentang perilaku milenial di era
digital, Sabtu, 26/1/2019, di aula UPB, Batam.
Burhan juga menyinggung soal besarnya jumlah milenial dan
pemilih pemula yang mencapai lebih dari separuh jumlah daftar pemilih tetap
(DPT) di Indonesia.
Jumlah ini kemudian menjadi sasaran bagi para politikus
untuk menjaring suara milenial melalui kampanye-kampanye politik melalui sosial
media.
"Jumlah DPT seluruh Indonesia sekitar 185 juta orang.
Sementara jumlah milenial dan pemilih pemula ini mwncapai lebih dari 100 juta
suara," terang dia.
Munurut Burhan, yang paling penting dan harus diperhatikan
bagi milenial adalah soal bahaya penggunaan gadged dan teknologi digital.
"Saat ini, milenial menganggap bahwa dunia internet
sebagai dunia nyata. Maka harus berhati-hati dalam melakukan aktivitas di
internet. Salah-salah bisa kena pelanggaran hukum," katanya mengingatkan.
Dosen UPB, Dr. Razaki Persada, S.E, M.Si, narasumber dalam
seminar nasional tersebut juga menyoroti persoalan isu-isu yang menjadi
trending pada pemilu serentak 2019 ini.
Dari berbagai isu yang dipaparkan, isu agama, menurutnya
menjadi isu paling banyak menjadi perhatian masyarakat selama tahun politik
2018 kemarin. Isu tersebut banyak dijumpai di beranda-beranda sosial media juga
berita-berita media massa.
Tak kalah menarik, isu klasik setiap pemilu di gelar yaitu
money politik. Menurut mantan ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi
Kepulauan Riau itu, money politik menjadi persoalan yang selama ini selalu
terjadi saat pelaksanaan pemilu.
"Masalah-masalah yang masuk kategori pelanggaran pemilu
ini menjadi domain penyelenggara pemilu. Yang dalam hal ini dilakukan oleh
Bawaslu," jelas Razaki.
Lebih jauh pria yang juga pernah menjabat sebagai ketua Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Kota Batam selama dua periode itu mengajak para peserta
seminar agar menggunakan hak pilihnya pada pemilu 17 April 2019 mendatang.
"Jangan golput. Gunakan hak suara kita," pintanya kepada peserta
seminar.
Sementara itu, Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UPB, Ageng Rara
Cndoswari, S.P., M.Si, menjelaskan bahwa seminar nasional ini merupakan
kegiatan rutin akademik yang digelar secara berkala prodi ilmu komunikasi.
Hal ini dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran untuk
menjawab tuntutan era revolusi industri 4.0 yang penting sebagai bekal bagi
mahasiswa agar mendaat wawasan yang luas serta up to date.
Sehingga Prodi Ilmu Komunikasi, lanjutnya, konsisten
mengangkat isu dan fenomena sosial kontempoter untuk di kupas bersama-sama para
pakar.
"Melalui penyelenggaraan seminar ini, semoga generasi
milenial bisa menjadi pemilih yang cerdas dalam berpolitik dan bermedia
sosial," tutupnya (CND)