Kuliah Akbar `Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme`
Mengingat Provinsi Kepri adalah kepulauan maka Aksi Kebangsan dibagi menjadi empat titik. Sejak pagi Ribuan mahasiswa yang tergabung di Titik B Aksi Kebangsaan Propinsi Kepri, menyesaki Aula Gedung W Universitas Putera Batam. Mereka yang berada Titik B adalah Universitas Putera Batam, STIKES Karimun Batam, Akbid Putera Jaya Mandiri, STIT Hidayatullah, Politeknik Pariwisata Batam dan Universitas Riau Kepulauan.
Tujuan Aksi Kebangsaan serentak ini adalah untuk mempertegas sikap perguruan tinggi se-Indonesia bersama civitas akademika di masing-masing kampus untuk melawan radikalisme dan intoleransi, serta menjadi benteng bagi Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kegiatan ini juga menjadi cara mensosialisasikan secara lebih luas, di kalangan civitas akademika khususnya, dan pada masyarakat secara umum, mengenai isi Deklarasi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme, untuk secara bersama diaktualisasikan secara nyata dan kongkrit dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan sosial-kemasyarakatan dengan berlandaskan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Letkol Inf Dwi Sasongko, SE., Komandan Kodim (Dandim) 0316/ Batam mendapat giliran pertama menyampaikan materinya. Dengan penuh energik Dandim ini membuka dengan Yel-yel Salam Pancasila diikuti semua peserta yang semakin menggemuruhkan gedung Aula UPB. “Kalian lah “the real soldier…” kalian lah para mahasiswa sekarang yang harus menjadi benteng bagi NKRI…bagi Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika..”, tegas Letkol Dwi yang pernah bertugas di Lebanon sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian.
Pada sesi berikutnya Kepala Bin Daerah (Kabinda) Provinsi Kepri, Bapak Brigjen TNI Yulius Selvanus memaparkan bagaimana paham-paham radikal bisa berkembang dari berbagai Negara yang membuat Negara-negara tersebut gagal. Brigjen yang lama bertugas di Kopasus tersebut meminta kepada mahasiswa untuk terus mejaga Negara dari paham-paham yang ingin menggantikan Pancasila sebagai dasar Negara.
Apa yang telah disampaikan pada dua pembicara awal kembali dipertegas oleh Rektor UPB, Dr. Nur Elfi Husda, S.Kom., M.SI. Dalam orasi ilmiahnya Dr. Nur menyoroti bagaimana kampus menjadi lingkungan yang “menjanjikan” bagi tumbuhnya paham-paham radikal. “Dalam banyak kasus, pengusung paham radikal membidik mahasiswa yang polos, yang secara psikologis masih dalam proses pencarian jati diri”, tambahnya. Menutup orasinya, Rektor UPB memberikan beberapa cara untuk mencegah pahan radikal tersebut diantaranya: menjaga persatuan dan kesatuan, mendukung aksi perdamaian, berperan aktif dalam melaporkan aktivitas radikalisme dan terorisme, meningkatkan pemahaman akan hidup dalam kebersamaan, menyaring informasi yang di dapat dari manapun, dan memperdalam wawasan kebangsaan.
Orasi Kebhinekaan dan Ilmiah ditutup dengan Deklarasi dan penandatanganan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme oleh perwakilan Pimpinan Perguruan Tinggi dan perwakilan Mahasiswa.
Acara Aksi Kebangsaan juga disemarakkan dengan berbagai atraksi kreatifitas mahasiswa untuk menggenjot semangat nasionalisme, diantaranya menyanyikan lagu-lagu nasional, parade Puisi Kebangsaan dan Aksi Teatrikal Bumi Pertiwi yang diperankan oleh mahasiswa Ilmu Hukum. (CES)