Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Mahasiswa
UPB - Kegiatan menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami mahasiswa selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Terutama menulis karya ilmiah, selain itu juga penggunaan Bahasa Indonesia dalam karya ilmiah, itulah yang menjadi kalimat pembuka yang disampaikan oleh S. Abidin, S.Sos.I., M.I.Kom sebagai Moderator dalam Pelatihan “Revitalisasi Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Mahasiswa”, Sabtu (16/1) lalu di gedung Aula W Kampus Tembesi, Universitas Putera Batam.
Bahasa Indonesia dipakai dalam komunikasi lisan dan tulis sesuai dengan konteks dan situasinya yang formal. Pada hakikatnya penulisan karangan ilmiah memerlukan Bahasa Indonesia yang dijadikan pisau pembedah. “Tanda baca dan penggunaan kalimat efektif merupakan hal yang harus diperhatikan ketika kita menulis karya ilmiah”, ungkap Yunisa Octavia, S.Pd., M.Pd sebagai pemateri pertama dalam pelatihan itu.
Yunisa juga menjelaskan bahwa Kalimat efektif merupakan kalimat yang mudah dipahami dan tepat sasaran. Ketika kita hendak menulis, harus dipahami terlebih dahulu, pembacanya siapa dan jenis Bahasa yang di gunakan. Dalam penulisan karya tulis ilmiah baik itu skripsi, tesis, disertasi, makalah, jurnal maupun artikel, Bahasa yang digunakan haruslah Bahasa resmi dan mengandung unsur Bahasa Indonesia yang sesuai dengan Ejaan yang disempurnakan. Selain itu juga, penggunaan tanda baca juga diperhatikan seperti tanda titik, tanda koma, tanda titik dua, tanda petik, buka kurung, garis miring. Penempatan tanda baca yang tidak pas, maka makna dalam kalimat tersebut menjadi tidak pas juga.
Manfaat kegiatan menulis seperti mengenali kemampuan dan potensi diri, mengembangkan berbagai gagasan, menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis, mengorganisasikan gagasan secara sistemik dan mengungkapkan secara tersurat, meninjau serta menilai diri kita sendiri secara lebih objektif, lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret, mendorong kita belajar secara aktif dan berpikir serta berbahasa secara tertib.
Untuk mendapatkan “mood” dalam menulis, Dairi Sapta Rindu Simanjuntak, S.Pd., M.Si, dosen Bahasa Indonesia itu mengungkapkan bahwa harus ada perencanaan terlebih dahulu. “ Menulis itu ada perencanaannya, yaitu pemilihan dan pembatasan topiknya, tujuannya agar apa yang kita tulis tidak melebar kemana-mana” ungkapnya.
Dalam perencanaan penulisan ilmiah, pemilihan dan pembahasan topik merupakan hal yang utama. Pembahasan topik dapat dipermudah dengan cara membuat diagram jam, diagram pohon,atau piramida terbalik. Dairy juga menambahkan ada beberapa hal yang dihindari dalam penggunaan Bahasa yaitu jargo, kata popular, idiom, slang, dan Bahasa artificial.
Pelatihan yang berlangsung selama 2 jam dan diikuti lebih dari 200 orang itu, sangat menarik. Selain di ikuti oleh mahasiswa semester 5, yang lagi mempersiapkan diri untuk skripsi, juga diikuti oleh mahasiswa sedang menyelesaikan skripsi. (ANG)