Minuman Apa Saja yang Bisa Menjaga Cairan Tubuh Tetap Terjaga?
[Tanggal Kegiatan : 26/07/2023] |
Dilansir,
CNN Indonesia --Air putih selalu jadi pilihan saat kita bicara hidrasi tubuh.
Namun, sebuah penelitian menemukan, air putih biasa bukan yang terbaik untuk
menjaga cairan tubuh. Penelitian yang dipublikasikan dalam The American Journal
of Clinical Nutrition menemukan, air saja atau air tawar tak selalu lebih baik
dari minuman yang mengandung sedikit gula, lemak, dan protein. Minuman-minuman
jenis ini justru membuat seseorang tetap terhidrasi atau terjaga cairan tubuhnya lebih
lama.
Ronald Maughan, seorang profesor di Fakultas Kedokteran
St. Andrews dan penulis studi tersebut. Menurutnya, semakin banyak volume
minuman yang dikonsumsi semakin cepat minuman tersebut dikosongkan dari perut
Anda dan diserap ke dalam aliran darah. Hal tersebut dapat mengencerkan cairan
tubuh dan menghidrasi Anda. Penelitian dari Universitas St Andrews
membandingkan respons hidrasi dari sejumlah minuman yang berbeda.
1. Susu lebih menghidrasi daripada air
Faktor lain
yang memengaruhi seberapa baik minuman menghidrasi tubuh berkaitan dengan komposisi
nutrisi minuman. Misalnya, susu ternyata lebih menghidrasi daripada air biasa
karena mengandung gula laktosa, sedikit protein, dan lemak. Kandungan dalam
susu membantu memperlambat pengosongan cairan dari perut dan menjaga hidrasi
dalam waktu lebih lama. Susu juga mengandung natrium, yang berfungsi seperti
spons dan menahan air di dalam tubuh. Minuman jenis ini akan memproduksi lebih
sedikit urine. Hal yang sama berlaku untuk larutan oralit yang biasa digunakan
untuk mengobati diare. Larutan ini mengandung sedikit gula, serta natrium dan
kalium. Zat tersebut membantu meningkatkan retensi air dalam tubuh.
2. Gula secukupnya
"Studi ini memberi tahu kita banyak hal yang sudah kita ketahui:
Elektrolit - seperti natrium dan kalium - berkontribusi pada hidrasi yang lebih
baik, sementara kalori dalam minuman menghasilkan pengosongan lambung yang
lebih lambat dan pelepasan buang air kecil yang lebih lambat," kata ahli
diet sekaligus juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, Melissa
Majumdar, seperti dikutip CNN. Namun, minuman dengan gula yang lebih pekat,
seperti jus buah atau minuman manis bersoda, belum tentu menghidrasi seperti
minuman rendah gula lain. Minuman semacam itu mungkin menghabiskan lebih banyak
waktu di perut dibanding dengan air biasa. Saat minuman ini memasuki usus
kecil, konsentrasi gula yang tinggi akan diencerkan selama proses fisiologis
yang disebut osmosis. Proses ini `menyeret` air dari tubuh ke dalam usus kecil
untuk mengencerkan gula yang
terkandung dalam minuman tersebut.
3. Bagaimana dengan bir dan kopi?
Alkohol sendiri bersifat diuretik atau memicu buang air kecil lebih banyak. Jika, jika menyangkut minuman beralkohol, hidrasi akan bergantung pada volume total minuman."Bir akan menghasilkan lebih sedikit kehilangan air daripada wiski, karena Anda menelan lebih banyak cairan dengan bir," kata Maughan. Selain itu, kadar alkohol dalam sebuah minuman juga berpengaruh terhadap efek dehidrasi. Semakin kuat kadar alkohol, semakin tinggi risiko dehidrasi.
Sementara
pada kopi, efek hidrasi yang didapat akan bergantung pada jumlah kafein yang
dikonsumsi. Kopi biasanya dengan sekitar 80 miligram kafein akan sama menghidrasinya
seperti air.Sementara konsumsi lebih dari 300 mg kafein atau sekitar 2-4
cangkir kopi bisa menyebabkan seseorang kehilangan banyak cairan. Pasalnya,
kafein juga bersifat diuretik yang bisa memicu kencing lebih intens.