Gunung Semeru Tidak Pernah Berstatus Normal, Berikut Karakter Letusannya

[Tanggal Kegiatan : 07/12/2022]

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan bahwa Gunung Semeru tidak pernah berstatus normal. Koordinator Gunung Api PVMBG Oktory Prambada mengatakan, hal itu berkaitan dengan selalu tingginya aktivitas Gunung Semeru. "Gunung ini (Semeru) tidak pernah mempunyai status Level I (Normal) karena selalu tinggi aktivitasnya," ujar Oktory,

Saat ini, lanjut dia, Gunung Semeru berada pada Level IV (Awas) yang merupakan tingkat tertinggi untuk aktivitas gunung api di Indonesia.

Ia menjelaskan, Gunung Semeru mempunyai karakter dengan eruption rate atau tingkat erupsi yang tinggi. Instensitas erupsi Gunung Semeru bisa hampir setiap hari dengan rata-rata 10-30 kejadian dalam sehari. Selain itu, Gunung Semeru juga mempunyai karakter letusan berupa awan panas guguran. Awan panas guguran tersebut berasal dari penumpukan material di sekitar titik erupsi yang kemudian roboh. "Untuk saat ini, (erupsi Gunung Semeru) terjadi beberapa jam sekali dengan tipe vulkanian dan strombolian," tuturnya.

Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim). Berdasarkan catatan PVMBG, Gunung Semeru kembali mengalami erupsi pada Minggu (4/12/2022) pukul 02.46 WIB. Gunung Semeru memuntahkan abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah tenggara dan selatan, setinggi kurang lebih 1,5 km di atas puncak. Erupsi Gunung Semeru pada hari tersebut bertepatan dengan satu tahun bencana erupsi Semeru.

Sebagai gunung berapi aktif, Semeru memiliki catatan panjang sejarah erupsi yang terekam sejak 1818. Letusan Gunung Semeru yang terekam pertama kali adalah pada 1818, tepatnya pada 8 November 1818. Namun, rentang waktu 1818-1913, tidak banyak informasi yang terdokumentasikan.

Sumber : kompas.com

Kerja Sama