Okto Artinya Delapan, Mengapa Oktober Jadi Bulan Ke-10?
[Tanggal Kegiatan : 19/10/2022] |
Oktober merupakan bulan kesepuluh dalam kalender Gregorian. Bulan ini
terdiri dari 31 hari, serta berada setelah September dan sebelum November.
Oktober atau October berawal dengan kata octo. Dalam bahasa Latin, kata
ini memiliki arti delapan.
Lantas, mengapa Oktober justru merupakan bulan kesepuluh dan bukan
kedelapan? Alasan Oktober jadi bulan ke-10 Sebelum penggunaan kalender
Gregorian, penanggalan terlebih dahulu menggunakan Kalender Romawi Kuno.
Dilansir dari laman Almanac kalender Romawi Kuno diyakini ditemukan oleh
Romulus, raja pertama Roma sekitar 753 Sebelum Masehi (SM). Kalender ini
merupakan kalender lunar atau Bulan, dengan 12 bulan dalam satu tahun. Kendati
begitu, hanya sepuluh bulan yang memiliki nama resmi. Kala itu, musim dingin
dianggap sebagai periode mati karena pemerintah dan militer tidak aktif. Oleh
karenanya, mereka hanya memberi nama sepuluh bulan yang saat ini disebut
sebagai Maret hingga Desember.
Penamaan Maret, April, Mei dan seterusnya
Maret atau Martius, diambil dari nama dewa perang karena bulan ini
merupakan periode kampanye militer aktif berjalan.
April atau Aprilis berasal dari bahasa Latin, aperio, berarti membuka.
Hal ini merujuk pada kuncup bunga yang mulai terbuka di musim semi.
Selanjutnya, Mei atau Maius dan Juni atau Junius, dinamai menurut nama
dewi, yakni Maia dan Juno. Sementara sisa bulan berikutnya hanya dinamai sesuai
urutan mereka dalam bahasa Latin, yakni bulan kelima (Quintilis), keenam
(Sextilis), ketujuh (September), kedelapan (Oktober), kesembilan (November),
dan kesepuluh (December). Merujuk penamaan bulan pada kalender Romawi
Kuno, Oktober saat itu merupakan bulan kedelapan, sesuai dengan namanya. Hingga
akhirnya, Januari atau Januarius dan Februari atau Februarius ditambahkan
ke akhir tahun. Penamaan Januarius berasal dari Janus, dewa permulaan dan
akhir. Sedangkan, Februarius merupakan festival Fabrua, sebuah ritual
pembersihan dan penyucian.
Januari menjadi awal tahun
Saat Julius Caesar memimpin Romawi, ia mengubah kalender Bulan menjadi
berdasarkan revolusi Bumi mengelilingi Matahari. Dikutip dari laman Time and
Date, reformasi ini termasuk mengubah awal tahun dari Maret menjadi Januari.
Posisi Februari juga turut menggeser Maret hingga menjadi bulan ketiga seperti
yang dikenal saat ini. Melalui reformasi ini, Oktober pun resmi menjadi bulan kesepuluh dalam
sistem penanggalan Matahari.
Setelah kematian Julius Caesar pada 44 SM, bulan Quintilis berganti
nama menjadi Juli (July) untuk penghormatan. Kemudian, Sextilis diubah menjadi
Agustus (August) untuk menghormati Kaisar Romawi Augustus pada 8 SM. Pada 1582
M, Paus Gregorius XIII melakukan reformasi kalender buatan Julius. Langkah
ini pun menciptakan Kalender Gregorian, kalender paling banyak digunakan saat
ini. Sebab, kalender milik Julius Caesar masih terdapat beberapa
ketidaksesuaian, salah satunya waktu Bumi mengelilingi Matahari yang
diperpanjang dari aslinya. Oleh karena itu, Kalender Gregorian memperpendek
tahun dari 365,25 hari menjadi 365,2425 hari.
Sumber : kompas.com