Apa Arti Bucin yang Bikin Orang Lupa Dunia?

[Tanggal Kegiatan : 14/09/2022]

Bucin menjadi kata yang diperbincangkan banyak orang selama beberapa tahun ke belakang. Istilah tersebut biasanya disematkan kepada orang-orang yang rela melakukan berbagai macam cara demi kebahagiaan pasangan. Di sisi lain mereka yang bucin juga tega meninggalkan teman-temannya hanya untuk menemani doi-nya. Karena alasan itu orang-orang yang disebut bucin seringkali dijauhi orang-orang di sekitarnya karena terlalu mabuk asmara. Meski bucin banyak digunakan, sayangnya tidak sedikit orang belum memahami apa arti bucin yang sebenarnya.

Pengertian bucin Dikutip dari Gramedia, bucin bisa diartikan sebagai sikap rela mengorbankan apa saja, mulai dari jiwa, raga, bahkan harta, demi pasangan. Istilah yang berasal dari akronim dari budak cinta mulai mencuat ketika Jovial da Lopez dan Andovi da Lopez mempopulerkannya pada tahun 2015. Seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya, bucin lahir saat Jovial terlalu cinta dengan pasangannya sekitar tahun 2014-2015. Hal itu diungkap Jovial saat berkunjung ke Menara Kompas, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat untuk media visit promo film Bucin tahun 2020 yang lalu.

Karena ia terlalu mabuk kepayang, teman-teman Jovial sempat menjulukinya sebagai bucin. Dari sini, bucin mulai menyebar. Dua content creator yang sempat malang melintang di dunia YouTube itu lantas membuat sketsa bucin di SkinnyIndonesian24 pada tahun 2015. Bermula dari situ, bucin lebih dikenal. Namun, kata ini baru benar-benar booming pada tahun 2019. Ketika viral di internet dan media sosial, bucin menempati daftar kata pencarian teratas menurut Google. Bahkan bucin pernah diangkat ke layar lebar oleh rumah produksi Rapi Films pada tahun 2020 yang disutradarai oleh Chandra Liow dan skenarionya ditulis oleh Jovial bersama Andovi. Meski bucin pada awalnya lahir sebagai bahasa gaul atau prokem, istilah ini sudah dimutahirkan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) per 2021.

Tanda-tanda bucin

Kalau ada yang mengatakan bahwa cinta itu buta, kalimat ini benar adanya. Bahkan, mereka yang dimabuk asmara pantas disebut sebagai bucin. Sayangnya orang-orang yang telanjur bucin tidak selalu menyadari bahwa mereka terlalu mencintai pasangannya. Sampai-sampai orang yang demikian mengabaikan kondisinya sendiri, termasuk teman dan keluarga. Menurut teori psikologi yang dikemukakan Sigmund Freud, bucin terjadi ketika seseorang mengidealisasikan orang lain secara sadar maupun tidak.

Hal tersebut membuat mereka yang bucin mencurahkan segenap jiwa dan raganya untuk mencintai pasangan. Bahkan, si bucin sulit untuk memandang pasangananya secara logis. Mereka malah menganggap pasangannya sempurna dan mau memenuhi segala keinginannya.

Nah, biasanya bucin dapat diketahui melalui tanda-tanda sebagai berikut. Coba dicek, ya!

1. Punya pasangan

Mereka yang bucin pastinya mempunyai sosok yang dicintai atau sedang berusaha di-gebet. Karena orang-orang yang bucin kadung mabuk kepayang, tidak mengherankan kalau mereka mau melakukan beragam cara demi si doi. Seolah-olah jasa antar-jemput, mereka yang bucin rela bolak-balik ke rumah pasangannya yang jaraknya berkilo-kilo meter untuk mengantar pergi. Mereka juga tidak keberatan apabila harus mentraktir makanan, membayar tiket nonton film, sampai hal-hal lain yang kurang rasional. Semua dilakukan demi kebahagiaan pasangan. Biasanya, orang yang seperti itu dimabuk asmara ketika hubungannya masih di tahap awal.

2. Jago flirting

Si bucin punya berbagai macam cara supaya pujaan hatinya tertarik, termasuk melontarkan kata-kata bernada godaan. Ya, orang-orang yang bucin bisa dibilang ahli untuk menggoda, nge-gombal, bahkan flirting. Biasanya hal tersebut dilakukan oleh pria untuk menarik perhatian wanita supaya hatinya klepek-klepek.

3. Susah diajak bertemu

Bucin bisa merasa bahwa dunia hanya miliknya bersama pasangan. Ini membuat mereka abai dengan orang-oang di sekitarnya. Tidak mengherankan kalau orang-orang yang telanjur bucin sulit meluangkan waktu nongkrong dengan teman-temannya. Hal itu disebabkan sikap mereka yang selalu mengutamakan pasangan di atas kepentingan diri sendiri dan orang lain. Di sisi lain, tidak sedikit orang yang jarang ketemuan dengan teman-temannya karena dilarang oleh pasangan.

Sumber: kompas.com

Kerja Sama