Tepatnya Keputusan Manajemen Tergantung pada Kualitas Sistem Informasi

[Tanggal Kegiatan : 21/05/2022]

Batam 21/05/2022, Program Studi Sistem Informasi, Universitas Putera Batam mengadakan seminar nasional yang bertemakan "Pentingnya kualitas sistem informasi dalam menentukan keputusan manajemen". Muhamamat Rasid Ridho, S.Kom., M.SI, Ketua Program Studi Sistem Informasi menuturkan tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam hal pengambilan keputusan dengan menggunakan sistem informasi.

Bapak Welly Sugianto selaku Dekan Fakultas Teknik dan Komputer menyampaikan bahwa seminar nasional dengan Tema "pentingnya kualitas sistem informasi dalam menentukan keputusan manajemen" merupakan tema yang sangat luar biasa dikarenakan semua lini terkait dengan sistem informasi, baik dalam bidang keuangan maupun bidang yang lainnya semua menggunakan sistem informasi. Salah satu contoh ketika mengurus kartu identitas, kita menggunakan sistem informasi. Dalam kegiatan seminar ini dibahas bagaimana kualitas sistem informasi dalam menentukan keputusan manajemen, hal ini sangat penting sekali untuk diperhatikan karena ini merupakan salah satu capaian pembelajaran yang harus dicapai dimana mahasiswa harus memahami bagaimana terapan sistem informasi dalam langkah mengambil keputusan dikarenakan keputusan diambil dari serangkaian informasi. Tanpa informasi, keputusan yang diambil akan bias tidak tepat sasaran sehingga beliau menuturkan bahwa acara seminar ini sangat luar biasa karena berguna untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan mahasiswa di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Bapak I Putu Deny Arthawan Sugih Prabowo, S.Kom., M.Eng dosen Institut Teknologi Kalimantan menuturkan tentang Mengapa Incident Penting untuk "Dikelola" oleh Suatu Organisasi? Jika sistem database mengalami gangguan maka dampak yang ditimbulkan terhadap organisasi atau perusahaan (business impact), sebagai contoh dalam pembuatan laporan-laporan yaitu data-data yang dibutuhkan tidak dapat ditampilkan, tidak dapat ditarik, data tidak tersimpan, dan lain sebagainya (financial risk, reputational risk) sehingga perlu dilakukan Incident management process. Yang dimaksud dengan "Incident" yaitu sebuah gangguan layanan yang tidak terencana, penurunan kualitas layanan. Akar penyebab dari suatu incident yang pertama change management yaitu insiden yang terjadi disebabkan oleh adanya suatu aktivitas atau disebabkan karena unsur kesengajaan seperti adanya modifikasi terhadap sistem. Penyebab insiden yang kedua yaitu caused by non changed yaitu insiden yang tidak berkaitan dengan aktivitas tertentu. Incident managemet fokus pada penanggulangan resiko sehingga dapat mengurangi dampak negatif dari insiden yang terjadi. Yang penting dalam management incident yaitu kerja tim, melakukan inovasi atau perbaikan yang berkelanjutan, adanya dokumentasi yang baik.

Bapak Kiki Yasdomi, S.Kom., M.Kom., dosen Sistem Informasi Universitas Pasir Pengaraian menuturkan materi tentang perlunya dibuat tata kelola teknologi informasi untuk memastikan semua penerapan teknologi informasi mendukung tujuan perusahaan. IT service management memfokuskan diri pada tiga tujuan utama yaitu menyelaraskan layanan TI dengan kebutuhan sekarang dan yang akan datang dari bisnis dan pelanggannya, memperbaiki kualitas layanan-layanan TI, mengurangi biaya jangka panjang dari pengelolaan layanan-layanan tersebut. ISO/IEC 17799 sebagai salah satu model tatakelola sistem informasi bertujuan untuk memperkuat 3 element dasar keamanan sistem informasi yaitu confidentiality, integrity, availability. COSO sebagai salah satu model tatakelola teknologi informasi mengidentifikasi 5 komponen kontrol dalam membantu mencapai sasaran kontrol internal yaitu monitoring, information and communications, control activities, risk assessment, control environment. Sasaran kontrol internal yaitu operations, financial reporting, complience. COBIT sebagai salah satu model tatakelola teknologi informasi terdiri dari 4 domain utama yaitu planning & organization, acqusition & implementation, delivery and support, monitoring.

Rotama Pandi Pranata S.Kom menuturkan tentang materi Software QA Engineer / Software tester. Bapak Rotama menuturkan bahwa software tester terdiri dari dua jeni yaitu manual testing dan automation testing. Software QA tester yaitu seseorang yang memberikan sebuah pernyataan bahwa lolos atau tidaknya sebuah software ditentukan oleh QA tester. Dalam dunia kerja maka setiap bagian sistem harus dicek sebelum didokumentasikan, oleh karena itu bagian ini disebut dengan QA tester.

Kerja Sama