Bahaya Kurang Olahraga Bagi Fungsi Otak

[Tanggal Kegiatan : 23/03/2022]

Olahraga bukan melulu demi menurunkan berat badan, sistem imun lebih baik atau agar tubuh lebih bugar. Namun di balik itu, olahraga sebenarnya juga memiliki peran penting terhadap kesehatan otak.

Celina Nadelman, ahli cytopathology, membeberkan fakta bahwa 10 hari tanpa olahraga bisa mengakibatkan otak kehilangan fungsi kognitifnya. Mulai sekarang, perbaiki lagi jadwal olahraga agar tidak terjadi hal-hal tidak diinginkan pada otak. Berikut lima bahaya kurang berolahraga bagi fungsi otak.

1. Susah fokus

Jika Anda merasa sudah sarapan, tidur cukup, tetapi otak agak susah diajak konsentrasi, bisa jadi Anda kurang olahraga. Sebagaimana dilansir Mens Health, menyimpulkan olahraga singkat 10-40 menit mampu meningkatkan konsentrasi secara langsung. Bayangkan jika ini dijadikan kebiasaan atau dilakukan secara teratur. Olahraga akan meningkatkan aliran darah ke otak. Ini mungkin berhubungan dengan tingkat komponen hormon lebih tinggi pada darah seperti endorfin dan hormon tertentu yang membuat otak tetap waspada.

2. Dominasi pemikiran negatif

Selalu ada hikmah dalam setiap situasi. Namun belakangan Anda terus-terusan melihat skenario terburuk sehingga jatuh pada pemikiran negatif. Bisa jadi Anda kurang olahraga. Menurut psikolog Yvonne Thomas, olahraga membantu menghilangkan kelebihan emosi negatif dan menyediakan jalan keluar. Anda bisa memilih olahraga apapun misalnya, latihan kardio, gerakan-gerakan ringan sampai intens, dan jalan kaki.

3. Susah memecahkan masalah

Kurang olahraga bisa membuat Anda sulit memikirkan solusi untuk berbagai masalah. Anda bakal lebih sering merasa mentok dan frustasi karena susah mencari jalan keluar. Aktivitas fisik meningkatkan fungsi kognitif lewat neuroplasticity seperti meningkatkan sintesis dan ekspresi neuropeptida dan hormon. Substansi ini membantu neuroplasticity dan perbaikan saraf

4. Kemampuan belajar dan mengingat turun

Peneliti University of Maryland memindai otak atlet yang sudah berumur dan menemukan aliran darah ke otak terutama hipokampus turun secara signifikan setelah 10 hari jeda latihan. Hipokampus merupakan bagian otak yang terlibat dalam pembelajaran dan memori.

Devi Nampiaparampil, dokter manajemen nyeri di NYU Langone Medical Center, menyebut kemungkinan penurunan aliran darah membuat orang lebih sulit belajar atau mengambangkan memori baru.

5. Risiko depresi

Selama pandemi, sebagian orang mengalami peningkatan rasa takut. Sebagian kasus bisa jadi akibat periode tubuh yang tidak aktif dan berlangsung lama. Katy Firsin, ahli naturopati, menjelaskan saat berolahraga tubuh melepaskan zat kimia yang membuat nyaman seperti, anandamide dan endocannabinoids ke otak. Senyawa-senyawa ini tidak hanya menghalangi reseptor rasa sakit tetapi juga meningkatkan perasaan gembira. Kalau tubuh kekurangan zat-zat kimia ini, orang cenderung cemas dan depresi.

Sumber: cnnindonesia.com

Kerja Sama