3 Masalah Kulit Akibat Jarang Ganti Seprai
[Tanggal Kegiatan : 29/07/2021] |
Berapa lama
sprai harus diganti mungkin menjadi salah satu pertanyaannya yang kerap
disepelekan. Kapan terakhir kali Anda mengganti seprai di tempat tidur? Atau
mungkin sudah begitu lama hingga Anda lupa? Sebagian besar ahli kesehatan
mendesak orang untuk mengganti seprai. Tidak mengganti sprai dalam waktu yang
lama bisa merugikan kesehatan. Sebab, sprai yang kotor adalah sumber penyakit. Selain
faktor kotor, tidak mengganti seprai juga menimbulkan sejumlah dampak buruk.
Apa saja?
Berikut pemaparan ahli soal
bahaya yang bisa timbul akibat tidak mengganti seprai ;
1. Alergi
Debu
tungau merupakan musuh bebuyutan bagi penderita alergi. Makhluk kecil seperti
serangga ini mungkin menjadi pemicu paling umum untuk asma dan alergi sepanjang
tahun, dan mereka berkembang biak di tempat tidur," kata Melanie Carver,
kepala misi dari Asthma and Allergy Foundation of America (AAFA), seperti
dikutip LiveStrong.
Meskipun
Anda tidak dapat melihatnya dengan mata telanjang, tempat tidur kotor dipenuhi
makhluk mikroskopis ini. Menurut Carver, debu tungau ini memakan sel-sel kulit
mati manusia yang mengelupas setiap hari, termasuk yang jatuh di antara seprai.
Dan kotoran yang ditinggalkan debu tungau adalah alergen yang umum bagi banyak
orang.
Selain itu, debu tungau bukan satu-satunya hal yang dapat menumpuk di seprai
yang tidak dicuci dan membuat Anda bersin.
Dalam
iklim lembab, tempat tidur dapat menumbuhkan jamur. Selain itu, serbuk sari bisa
masuk ke kamar tidur Anda melalui jendela yang terbuka atau yang menempel pada
pakaian atau rambut Anda. Begitu juga dengan bulu dari hewan peeliharaan. Faktanya,
sebuah studi Agustus 2018 di Current Allergy and Asthma Reports menemukan bahwa
kamar tidur adalah titik panas untuk paparan alergen karena manusia
menghabiskan berjam-jam menghirup dan menghembuskan udara saat kita tidur.
Lebih dari 90 persen kamar tidur mengandung tiga atau lebih alergen yang dapat
dideteksi, dan 73 persen memiliki tingkat alergen yang tinggi. Tanda-tanda
alergi debu tungau meliputi:
- Bersin,
Hidung meler dan/atau hidung tersumbat, Mata gatal, merah atau berair
- Hidung,
mulut, tenggorokan atau kulit gatal dan Batuk
Jika
alergi Anda memicu asma Anda, Anda mungkin juga mengalami kesulitan bernapas,
dada sesak atau nyeri dan suara siulan atau mengirup saat bernapas.
2.
Jerawat
Selain
alergi, seprai kotor juga bisa menimbulkan potensi masalah kulit yang lain
yakni jerawat. "Jika Anda berkeringat di malam hari atau jika Anda berolahraga
di malam hari dan tidak mandi sebelum tidur, Anda mungkin mengalami jerawat
atau folikulitis," kata Robin Evans, dokter kulit bersertifikat dan
instruktur klinis dermatologi di Albert Einstein School of Medicine.
3. Ruam
Ruam dan
gatal-gatal adalah masalah lain yang timbul jika seprai tidak bersih.
Jamur, jamur atau jamur bisa tumbuh di lembaran lembab. Tergantung pada tingkat
jamur dan seberapa sensitif kulit Anda, ini bisa menyebabkan eksim kambuh atau
reaksi alergi kulit yang disebut dermatitis kontak.
Penting
untuk dicatat bahwa mencuci seprai dengan deterjen yang memiliki wewangian dan
bahan kimia lainnya dapat memperburuk eksim. Jadi, jika Anda memiliki kulit
sensitif, gunakan produk yang lembut dan tidak beraroma. Lalu, seberapa sering
harus mengganti seprai?
Bukan
hanya seprai, menurut Sleep Foundation, ada beberapa bagian dari tempat tidur
yang perlu diganti dan dibersihkan secara rutin. Di antaranya:
1. Seprai : Satu hingga dua minggu
2. Bed
cover : Setiap 2 minggu
hingga 1 bulan
3. Selimut/selimut : Setiap 2 hingga 3 bulan
4. Bantal : Setiap 4 hingga 6 bulan
Sumber : www.cnnindonesia.com