Cara Pilih Menu Sahur dan Buka Puasa dari Dokter Gizi
[Tanggal Kegiatan : 28/04/2021] |
Mengonsumsi nutrisi tepat adalah prioritas utama agar
ibadah puasa di bulan Ramadan berjalan
dengan lancar. Meski waktu makan jadi terbatas, namun setiap umat Muslim
dituntut untuk beraktivitas seperti biasa. Hal itu membuat pemilihan asupan
makanan menjadi sangat penting demi aktivitas optimal seharian.
Dokter spesialis gizi klinis,
Tirta Prawita Sari, mengatakan bahwa poin terpenting adalah dengan memastikan
kebutuhan zat gizi harian terpenuhi saat sahur dan berbuka puasa. Rata-rata
setengah dari kebutuhan energi berasal dari karbohidrat, 30 persen dari lemak,
dan 15 persen dari protein. "Memilih jenis lemak yang baik dan
mengurangi gorengan akan membuat tubuh lebih bugar. Pastikan sumber karbohidrat
berasal dari bahan karbohidrat kompleks dan sedapat mungkin hindari karbohidrat
sederhana, seperti gula dan sirup.
Dibawah
ini akan dijelaskan cara memilih menu sahur dan berbuka puasa yang sehat.
Cara Memilih Menu Sahur dan Berbuka Puasa
Disarankan
agar menu sahur lengkap gizi yang terdiri dari protein, serat, lemak sehat
seperti alpukat, dan upayakan jauhi makanan olahan yang digoreng. Kurangi juga
makanan tinggi garam karena dapat membuat Anda lebih haus saat berpuasa. Anda
juga disarankan untuk tak terlalu banyak makan saat sahur.
Sementara
saat berbuka puasa, Anda disarankan untuk mengutamakan konsumsi buah dan serat.
Buah kurma bisa jadi pilihan yang baik untuk menu berbuka puasa. Mengonsumsi buah potong dan tiga butir
kurma adalah cara terbaik dilakukan saat berbuka.
Kurma juga bisa dicampur dengan oatmeal dan susu almond
menjadi overnight oals. Tambahkan kacang-kacangan sebagai protein pelengkap. Selain itu, hindari pula makanan dengan
proses pengolahan yang kompleks. Semakin sederhana makanan diolah, semakin baik
nutrisi yang didapat. Disarankan
untuk tak terburu-buru menyantap hidangan besar saat berbuka. Anda disarankan
menunggu minimal 15 menit setelah mengonsumsi makanan manis saat berbuka puasa,
untuk kemudian menyantap hidangan besar atau utama
sehingga menambah semangat untuk beribadah. Baru
setelah menunaikan shalat Maghrib, bisa melanjutkan santapan berbuka dengan
makanan yang lebih berat.
Sumber : www.cnnindonesia.com